Suatu Senja di Jalanan Cibitung

Ba'da maghrib di Kalimalang, jembatan 2 Jatimulya. Macet parah. Tiap ruas jalan dipenuhi kendaraan yang mengambil jalur hingga sisi paling kanan. Krodit di perempatan. Akhirnya mobil-mobil hanya bisa parkir. Motor merayap, lebih pelan dari orang berjalan, membelah jalan berlumpur.

Hmmm...
Seperti ini Brebes lebaran lalu. Jangan-jangan bukan salah tol, pemerintah, atau Brebes. Jangan-jangan memang kami yang belum siap punya tol baru....

Gagal menembus blokade perempatan, saya belok kiri ambil arah ke Tambun.
Lancar...
Mulai tersendat menjelang Pasar Induk Cibitung.

Mendadak ada anak muda belasan tahun berboncengan menyalip motor langsung potong jalur ambil sisi kiri. Pengendara motor yang dipotong jalurnya terkejut, spontan menyalakan klakson.
Rupanya si anak muda tidak terima diklakson. Mereka berhenti, buka helm, pasang wajah sangar, mencari arah suara klakson.

Mendadak teringat kejadian serupa sekitar setahun yang lalu. Saya spontan memencet klakson ketika ada anak muda belasan tahun mendadak masuk ke jalan, langsung lawan arah dengan kecepatan tinggi di Pilar. Tidak terima dengan suara klakson saya, mereka menghampiri, buka helm. Lalu keluarlah makian, segala anjing, babi dalam deretan kalimat panjang yang tersusun rapi dan terucap begitu fasih. Saya hanya bisa terpana. Shock, takjub, spechless....

Pasar induk tidak terlalu macet. Hanya terhalang 1 bus untuk sampai pintu keluar pasar induk ketika terlihat beberapa orang memukuli mobil silver tepat di depan bus. Beberapa pembonceng motor di belakang saya berloncatan dari motor, lari ke atah mobil silver dengan tangan mengepal.

Duh....
Betapa kami begitu mudah meledak. Padahal masalahnya apa, saya yakin mereka juga belum paham.
Lepas pasar induk, mobil silver tidak kelihatan. Hanya ada bemper warna silver dipegang beberapa orang yang berkerumun, lalu sigap naik motor dengan kecepatan tinggi... menyisakan kami yang melaju pelan dengan waswas di jalur kiri.

Sampai Polsek Cibitung terlihat mobil silver terparkir di halaman. Belasan polisi berjaga. Sebagian mengatur lalu lintas yang menjadi macet akibat orang-orang yang penasaran.
Wajah-wajah keras yang tadi melaju kencang tampak di dekat pintu Polsek.
100 meteran selepas Polsek Cibitung, bergerombol orang-orang berbadan tegap. Di tangan mereka ada golok, celurit, samurai....

Oh ya.... Ada yang terlewat.
Entah kebetulan atau tidak, listrik di Pasar Induk padam. Kerlip lampu kendaraan, lilin, dan lampu emergency tidak mampu menyembunyikan gelap yang meraja....
Segelap hati kami....

0 komentar: