Pak Wito

Pak Wito namanya, salah satu driver kocak di perusahaan tempat saya bekerja. Tugas utamanya mengantarkan manajemen ekspatriat menggunakan kendaraan kantor. Tidak seperti perusahaan lain yang memiliki kendaraan operasional sendiri, perusahaan kami menggunakan mobil manajemen pula untuk operasional. Entah itu untuk ke bank, Jamsostek, kadang untuk delivery, bahkan makan di luar. Itu artinya mobilitas Pak Wito akan semakin tinggi. Tapi seperti biasa Pak Wito menghadapi dengan senyum dan tawanya yang khas.
"Jadi driver itu enak," kata Pak Wito suatu hari. Saat itu kami dan seorang rekan, (Bahrudin namanya) sedang santai di depan musholla.
"Enaknya?"
"Misal ada orang mau keluar beli sop, pasti kebagian sop. Dia beli Juice, ikut kebagian juice...."
"Lha, belum tentu!" potong Bahrudin cepat.
"Belum tentu bagaimana?"
"Misal nih, saya yang keluar sama Pak Wito...."
"Mau ngapain?" Pak Wito balas memotong.
"Makan sop, misalnya."
"Iya. Terus kamu nggak bagi?"
"Nggak."
"Nggak minum? Juice, misalnya."
"Ya, minum."
"Terus saya dikasih minum apa?"
"Bawa air mineral dari PT."
"Jadi kamu makan sop sama juice, saya minum air dari PT?"
"Iya, artinya kan nggak selamanya enak jadi driver."
"Ya, nggak bisa," kata Pak Wito yakin.
"Nggak bisa gimana?"
"Kan nggak saya rem," jawab Pak Wito kalem.
"Halah?!?!?" Saya dan Bahrudin cuma bisa bengong.
"Enak saja kamu makan-makan saya cuma dikasih air putih..."
?!?!?!