Samber Colok

Salah satu kearifan orang Jawa adalah 'doktrin' agar tidak keluar di waktu Maghrib. Untuk tujuan selain ibadah tentunya.

Saya sebut 'doktrin' karena banyak kebiasaan itu dilakukan dan ditanamkan tanpa penjelasan logis. Kalau ditanya alasannya kenapa, jawabannya klise, "Ora ilok!"

Atau dalam bahasa umum: pamali!

Kembali ke larangan keluar ketika Maghrib.

Beberapa waktu lalu ketika pulang kerja dengan mengendarai si trekko flash hitam selepas Maghrib, terasa banyak serangga kecil beterbangan di jalanan. Satu hal yang hampir tidak pernah saya temukan semenjak tinggal di Bekasi.

Kami di Jawa dulu menyebutnya sebagai samber colok. Sesuai dengan namanya, binatang ini beterbangan seperti tanpa aturan, melanggar apa pun yang ada di dekatnya. Tak jarang serangga ini melanggar mata pengendara sepeda atau motor. Akibatnya mata terasa seperti dicolok, sakit, merah, hingga mengeluarkan air mata.

Uniknya binatang ini tidak keluar disembarang waktu. Hanya menjelang hingga selepas Maghrib.

Teringat kembali saya akan 'doktrin' itu. Kalau secara umum masyarakat Jawa pedesaan hanya beralasan 'ora ilok', dalam perspektif lain larangan itu bisa dilihat sebagai sesuatu yang nyunnah.

Bekerja, mencari nafkah sudah dialokasikan waktunya pagi hingga petang. Ketika waktu Maghrib tiba, stop! Waktunya untuk istirahat, melaksanakan shalat sebagai kewajiban, beribadah sebaik-baiknya. Sisi ruhiyah perlu diisi untuk menciptakan keseimbangan.

Barangkali karena itu lah Allah menciptakan samber colok, agar mencolok mata orang-orang yang masih bertebaran di muka bumi meski waktu Maghrib telah tiba.

"Ah, tidak juga, " begitu kata para manusia yang masih bertebaran. "Samber colok itu hanya makhluk kecil tak berdaya. Yang diserang hanya mata. Dia akan rontok bila kita pakai helm full face. Apalagi mobil...."

Maka seperti itulah syariat. Bagi yang berupaya menjalankannya, makhluk kecil bernama samber colok akan dijadikan sebagai sentilan. Tapi bagi yang tidak ingin melaksanakan, terlalu banyak alasan bisa dibuat untuk mengingkari.

Wallahu A'lam

3 komentar:

tiar mengatakan...


kalo di bekasi disebut samber mata. bukan hanya maghrib, tapi pas jam 5 an juga suka ada. Kalo udah kena, jalan mundur aja. nanti dia keluar sendiri.

tiar mengatakan...


kalo di bekasi disebut samber mata. bukan hanya maghrib, tapi pas jam 5 an juga suka ada. Kalo udah kena, jalan mundur aja. nanti dia keluar sendiri.

Abahnya Syifa Nasywa mengatakan...


Terima kasih tambahan informasinya, Pak Tiar. Unik juga cara mengeluarkan samber coloknya, mesti mundur dulu....