"Ahad pagi antum ada acara, ga?" begitu bunyi tulisan di WA.
Hmmm... mau ada tamu.
"Insya Allah rencana mau ke KTC."
Halah...!!
Tujuan utamanya ke KTC ternyata, bukan ke saya.
Tapi pantas saja sebenarnya.
Untuk penggemar tin terutama daerah Cikarang-Bekasi dan sekitarnya, KTC adalah salah satu destinasi yang wajib dikunjungi. Ratusan bibit dan pohon tin beraneka varian terhampar di sana, bertetangga dengan puluhan pohon pepaya yang tengah berbuah lebat.
Saung teduh di atas kolam nila membuat suasana makin asri. Apalagi ada sepiring uli goreng dan pepaya mengkal krenyes-krenyes....
Memulai bertanam tin dari sekitar 3 tahun lalu di halaman rumah, KTC berkembang pesat di lahan yang cukup luas. Bahkan KTC jilid 2 kini dalam proses. Ratusan juta aset KTC dalam hitungan saya. Atau tembus M mungkin....
Luar biasa....
Jangan pernah berpikir keberhasilan itu tercapai dengan instan. Perlu kerja keras yang luar biasa untuk memperkenalkan tanaman yang relatif belum terlalu dikenal di Indonesia. Buka stand di Tanam Perdana Indonesia Berkebun dilalui dengan tatapan heran pengunjung pada si entin. Apalagi ketika disebutkan harganya yang lumayan bikin shock.
Tidak kapok, KTC buka stand lagi di GCC. Hujan-hujanan. Nekad!
Tapi ya... itulah perjuangan. Diimbangi promosi online disertai pendaftaran di gmaps untuk menambah kepercayaan customer, KTC makin dikenal.
Izin Allah tentu saja di atas segala kerja keras. Izin, ridha yang mungkin terjadi karena kedermawanan Ridwan Setiawan sang owner KTC. Ketika ada bencana, KTC salah satu yang terdepan bergerak. Entah sudah berapa pohon aset KTC diniagakan dengan Allah melalui lelang amal.
Dalam silaturrahim pun beliau luar biasa. Newbie macam saya tetap disambut dengan segala keramahan. Mengajari dengan sabar mulai dari varian, pemupukan hingga grafting. Bahkan tak segan berbagi cutting dan entress agar saya bisa punya pohon tin.
Terima kasih banyak, suhu...
Ditunggu kopdarnya waktu nila layak goreng... :-)
0 komentar:
Posting Komentar