Siang begitu teriknya ketika terdengar raungan sirene mobil pemadam kebakaran. Mestinya kendaraan lain akan menepi memberikan jalan agar mobil pemadam kebakaran bisa lewat seperti kata buku pendidikan kewarganegaraan anak saya.
Maka ketika teman-teman BFL berinisiatif mengadakan lelang amal untuk donasi bencana banjir Garut, serasa ada guyuran es yang menyejukkan.
Lebih menggembirakan lagi ketika lelang dieksekusi. Berlomba-lomba para tiner dari berbagai penjuru tanah air secara spontan menyerahkan koleksinya sebagai bonus lelang. Untuk lelang LDA saja, lebih dari 20 item bonusnya dengan hasil akhir 12470000 rupiah.
Belum lelang lainnya.
Konon terkumpul total lebih dari 20 juta.
Hanya melalui media facebook!!!
Merinding saya....
Sungguh suatu kebanggaan bagi saya bisa menjadi bagian kecil dari Komunitas Tin Indonesia.
Meski sering terdengar suara sumbang, tiner Indonesia tetap bergerak.
Memberi manfaat, menebar empati...
Bukan karena kaya, tapi karena kami perduli....
Bismillah
Wattini wazzaytun
Bahkan Allah berfirman atas nama buah tin disandingkan dengan buah zaitun.
Pasti ada yang spesial dengan buah ini. Penelitian pun dilakukan. Hasilnya? Seabrek manfaatnya.
Jadi kalau galau dengan harga tin, lihat dari sisi manfaatnya.
Tin dan batu akik ada miripnya. Sama-sama mahal.
Tapi rendaman daun tin dalam air panas khasiatnya banyak. Rendaman batu? Mesti ke Ponari dulu kayanya.
Harga tin turun?
Alhamdulillah....
Akan makin banyak orang yang bisa menikmati khasiatnya.
Dan wajar saja sebenarnya. Semakin banyak orang punya pohon tin, semakin melimpah stok. Sementara harga kaitannya dengan supply and demand.
Fokus ke khasiat akan lebih baik.
"Ahad pagi antum ada acara, ga?" begitu bunyi tulisan di WA.
Hmmm... mau ada tamu.
"Insya Allah rencana mau ke KTC."
Halah...!!
Tujuan utamanya ke KTC ternyata, bukan ke saya.
Tapi pantas saja sebenarnya.
Untuk penggemar tin terutama daerah Cikarang-Bekasi dan sekitarnya, KTC adalah salah satu destinasi yang wajib dikunjungi. Ratusan bibit dan pohon tin beraneka varian terhampar di sana, bertetangga dengan puluhan pohon pepaya yang tengah berbuah lebat.
Saung teduh di atas kolam nila membuat suasana makin asri. Apalagi ada sepiring uli goreng dan pepaya mengkal krenyes-krenyes....
Memulai bertanam tin dari sekitar 3 tahun lalu di halaman rumah, KTC berkembang pesat di lahan yang cukup luas. Bahkan KTC jilid 2 kini dalam proses. Ratusan juta aset KTC dalam hitungan saya. Atau tembus M mungkin....
Luar biasa....
Jangan pernah berpikir keberhasilan itu tercapai dengan instan. Perlu kerja keras yang luar biasa untuk memperkenalkan tanaman yang relatif belum terlalu dikenal di Indonesia. Buka stand di Tanam Perdana Indonesia Berkebun dilalui dengan tatapan heran pengunjung pada si entin. Apalagi ketika disebutkan harganya yang lumayan bikin shock.
Tidak kapok, KTC buka stand lagi di GCC. Hujan-hujanan. Nekad!
Tapi ya... itulah perjuangan. Diimbangi promosi online disertai pendaftaran di gmaps untuk menambah kepercayaan customer, KTC makin dikenal.
Izin Allah tentu saja di atas segala kerja keras. Izin, ridha yang mungkin terjadi karena kedermawanan Ridwan Setiawan sang owner KTC. Ketika ada bencana, KTC salah satu yang terdepan bergerak. Entah sudah berapa pohon aset KTC diniagakan dengan Allah melalui lelang amal.
Dalam silaturrahim pun beliau luar biasa. Newbie macam saya tetap disambut dengan segala keramahan. Mengajari dengan sabar mulai dari varian, pemupukan hingga grafting. Bahkan tak segan berbagi cutting dan entress agar saya bisa punya pohon tin.
Terima kasih banyak, suhu...
Ditunggu kopdarnya waktu nila layak goreng... :-)