Pemilihan Presiden 2014 di mata Orang Awam Seperti Kami
Senin, 18 Agustus 2014
by
Abahnya Syifa Nasywa
Kalau ada Pilpres
yang paling melelahkan bagi masyarakat awam seperti kami, mungkin Pilpres 2014
ini. Bukan secara fisik, tapi pikiran.
Kenapa?
Lihat saja di facebook.
Informasi berkembang begitu liar. Jauh dari ilmiah atau bisa dipertanggungjawabkan. Asal ada
artikel yang kira-kira menguntungkan calon yang didukung, langsung pasang
status. Tanpa disaring. Ironisnya yang
pasang status seperti itu bukan sekedar orang awam atau simpatisan, tapi
caleg.
Kok bisa punya teman caleg?
He… he… he….
He… he… he….
Yang lihat status itu pun tak mau kalah. Teman pendukung kasih jempol sebanyak-banyaknya. Eh, salah… cuma bisa kasih 1 jempol, ya.
Pendukung lawan pun tidak mau kalah. Membantah dengan cara membabi buta. Kadang sekedar celaan.
Pendukung lawan pun tidak mau kalah. Membantah dengan cara membabi buta. Kadang sekedar celaan.
Bagaimana tidak mumet, coba.
Contoh yang paling simple ya kesaksian Novela.
Pendukung pasangan nomor 2 mencibir dengan mengatakan orang gunung kok pengusaha. Nggak nyambung, kan?
Memang apa salahnya orang gunung tapi pengusaha? Memangnya salah orang pedalaman, ceplas ceplos tapi pintar dan terpelajar?
Pendukung nomor 1 pun tidak jauh beda. Cuma karena lucu dan terkesan polos dipuji setinggi langit. Ketika ada yang menampilkan gambar Novela dengan bendera Israel, dijawab,”Biarlah dia dengan benderanya. Yang dipakai adalah kejujurannya.”
Lha tolok ukur kejujuran itu apa? Kesan polos dan ceplas-ceplosnya itu?
Masalah bendera juga dianggap sekedar secarik kain yang
diwarnai, tidak ada kaitan dengan masalah sikap. Tapi di sisi lain ketika demo sering membawa
bendera itu untuk dibakar. Menyuarakan
boikot produk-produk zionis. Mendua
nggak tuh, sikap seperti itu.
Akhirnya ketika mendiskusikan hal ini di facebook sambil
ngopi, pendukung pasangan no 2 marah ke saya.
Dianggapnya saya pendukung pasangan nomor 1.
Pendukung pasangan nomor 1 juga menganggap saya antek
pasangan nomor 2.
Komentar saya dihapus.
Saya di unfriend.
Saya diblokir.
Ya sudahlah….
Watunya mencari nafkah untuk anak istri….
Label:
celoteh
|
komentar (0)